Penjelasan singkat tentang membaca dalam Bahasa Toudano
Ejaan Bahasa Tondano disusun menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Di bawah ini ada beberapa penjelasan mengenai huruf bahasa Tondano yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia.
Huruf 'e' diucapkan seperti 'e' pada “enam” dan “elang”
Contoh:
tewel – tajam
Huruf 'é' taleng diucapkan seperti 'e' pada kata “meja” dan “besok”
Contoh:
téwél – terbang
Huruf 'g' diucapkan 'g' pada kata “garis” dan “gagah”
Contoh :
legu’ – bunyi
regak – muncul
Bunyi guttural 'gh'
Contoh :
ghenang – pikiran, ingatan
ghio – wajah
Dalam bahasa Tondano, beberapa kata diawali dengan huruf 'r' bila didahului bunyi sengau 'n' pengucapannya akan berbunyi sengau 'd'. Penulisannya mengikuti kata dasar. Contoh:
Secara berurutan
ditulis: en raa' (darah); en rano (air); en rui (tulang)
dibaca: e ndaa', e ndano, e ndui
Pada awalan pembentuk kata perintah 'i' ditambah dengan kata dasar yang berawalan huruf vokal (a, u, i, e, o) akan terjadi bunyi luncuran 'y'.
iayat (angkat, hunus) dibaca 'iyayat'
iayo (sampaikan, ceritakan) dibaca 'iyayo'
Pada pertemuan huruf 'n' dan 'k' tercipta bunyi 'ng'
ditulis: 'alinkumokan' (nanti saya bawa) dibaca 'alingkumokan'
Pada pertemuan 'ng' dan 'l' terdapat bunyi sisipan 'e'
misalnya ditulis: tumodongla ni'itu (setelah itu) dibaca tumodongela ni'itu.
Untuk kata yang diawali dengan huruf 'w' dan didahului dengan partikel 'em', pengucapannya akan berbunyi 'b'. Penulisannya juga mengikuti kata dasar.
Secara berurutan
ditulis: em walé (rumah), em wéné (padi, benih), em wuter (berat)
dibaca: e mbale; e mbene; e mbuter
Bunyi sengau terjadi antara partikel dan kata yang mengikutinya. Dalam tulisan, bunyi sengau ini digabung langsung pada partikel, bukan pada kata yang mengikutinya.
Contoh:
e lo'ong – tengkuk
em pinedam – dirasakan
en tetéboan – jendela
eng ghenang – ingat
Glotal atau hamzah (') ditulis untuk membedakan kata yang penulisannya sama namun sebutannya berbeda, demikian juga dengan artinya.
Contoh:
wawa – basi
wawa' – bawah
wa'wa' – coba
wou – bau
wo'u – kura-kura
wou' – dibasahi
Bunyi glotal tetap ditulis diantara dua vokal yang sama.
Contoh:
paa – loteng
kiit – habis
soo – mana
pa'a – paha
ki'it – ikut
so'o – tidak mau
Dalam bahasa Tondano, terdapat tiga dialek. Perbedaan ini dapat juga didengar dalam pengucapan beberapa kata, serta juga beberapa kata yang berlainan:
Berurutan Tondano Kakas, Remboken, Indonesia
lodéi – lodéi – londéi: perahu
rebur – rebu – rembur: gemuk
léé’ – léé’ – léhé’: leher
0 comments:
Post a Comment