Tuesday, July 6, 2010

Sore Itu Di Minawanua

Sore itu, Senin, dua empat bulan lima tahun dua puluh sepuluh
kususuri tepian sungai Tondano, Kiniar-Toulour
indah nian riak lembutnya tentramkan pikir dan rasa
yang tak sabar menengok jejak, tanda peradaban bangsaku MINAHASA

Sore itu, di Tanah Toulour yang basah Yang dulu basah bersimbah darah...
Melewati rimbunnya rerumputan dan tanah berawa,
akhirnya kuinjakan kaki di MINAWANUA....

Sore itu, di MINAWANUA
melihat waruga para leluhur negeri, para waraney PERANG TONDANO
Hamparan luas lahan bekas BENTENG MORAYA
Ku rasa bangga terlahir sebagai Tou Minahasa

Sore itu, di MINAWANUA
membayangkan patriotisme para Tou Ente’ Se’ Waraney Minahasa
Ku rajut makna:
“Tou Minahasa, berani, berjiwa kesatria, pejuang kebenaran”
Ku rangkai komitmen:
“Nyaku Tou Minahasa musti berani, tekun, ulet, tak kenal lelah, rela berkorban”

Sore itu di MINAWANUA – TONDANO
Ku bangun lagi BENTENG MORAYA di hatiku
Tuk siap hadapi gempuran Kolonialis modern
Bertopeng teknologi dan materialisme.....

Sore itu, di MINAWANUA ku lihat Sang Manguni
Tatapnya tajam membawa pesan:
“Wangunen um banua,
Ma esa-esaan, ma tombol-tombolan, ma sawang-sawangan,
Esa Genang, Esa Lalan”

Sore itu di MINAWANUA, ku jawab Sang Manguni:
“I Jayat U Santi !!!!”

by. MEIDY TINANGON
Negeri KINIAR, malam, sehabis 'sore dari MINAWANUA'
24 MEI 2010
penghargaan kepada para waraney negeri MINAWANUA

Foto: Kutatap peradaban Tou Minahasa, sore itu di Minawanua (by Meidy Tinangon)

0 comments:



Lindungi Danau Kita dengan Menjaga Hutan Kita. Jangan biarkan ini terjadi!

http://www.wepa-db.net/pdf/0712forum/presentation26.pdf

Popular Posts