Friday, October 15, 2010

Peran Teolog dalam Membangun Sulawesi Utara*

Oleh Johny Weol
(Ketua Forum Buku Sulut; Theolog Minahasa tinggal di Manado; Pengamat Politik Sulut)

‘’HAVE faith, hope and charity-The Bible…’’

Memang benar apa yang ditulis oleh Dr. Jan Tinggogoy SPOG dalam bukunya yang fenomenal ‘’Tumou Tou’’ menjadi manusia seutuhnya, ‘’live life to be a man’’ falsafah hidup orang Minahasa (terbit Oktober 2008, Waya Media, 106 hal). Yang menyatakan ciri-ciri penampilan tou Minahasa antara lain: hidup dalam kasih love based life, sopan santun, sumikola, berkualitas, kreatif dan inovatif serta positif optimis. Juga berpegang teguh pada Cardinal Vertues yaitu bijak, cermat, sederhana, adil dan jujur, tabah dan sabar, faith hope charity.

Buku yang perlu dibaca oleh semua orang di Provinsi Nyiur Melambai khususnya tou Minahasa tersebut dikunci dengan Tumou Tou Wo Pakatuan Pakalawiren (semoga benar-benar menjadi orang yang benar, sehat dan umur panjang).

Dewasa ini tou Minahasa sedang berduka. Apa pasal? Manado Post, edisi Kamis, 23 September 2010 membeberkan dengan gamblang skor KPK Kejati = 3-3.

Maksudnya KPK telah memenjarakan di Hotel Prodeo, masing-masing (tou Minahasa!!!) adalah: Vonnie Anneke Panambunan, Jimmy Rimba Rogi (Imba), dan Jefferson Epe Rumajar dalam istilah lain di-cipinangkan. Sedangkan Kejati idemdito, Elly Engelbert Lasut, Abdi Buchari (tou Minahasa Jaton), Freddy H Sualang, tonaas wangko Minahasa. Semuanya telah di-Malendengkan atau di-Tumintingkan.

Kita shock, terkejut, prihatin, menyayangkan serta berduka sebagai tou Minahasa, Minahasa memang berduka, susah sedih semua.

Kita tentu mencintai person-person yang sangat populis dan terkenal serta hebat dan punya nama sebagai pimpinan dan kepala daerah yang ada di sentra-sentra top seperti Airmadidi, Manado, Tomohon, Talaud tersebut. Mendung kelabu menutupi Gunung Soputan dan Gunung Klabat serta membuat Watu Pinawetengan menjadi lebih angker. Kita turut berdoa, mohon pengampunan dan ketabahan bagi mereka semua yang diterpa oleh pencobaan besar tersebut diiringi penghiburan yang bisa diberikan.

Jelasnya mencintai person atau badan atau manusianya tetapi tentu tidak bisa intervensi soal ini pada ranah hukum (dalam hal ini KUHP dan Perdata). Cinta harus jalan terus tetapi hukum juga jalan terus. Sebagai leader tentu mereka tahu, bertanggung jawab pada risiko perbuatan masing-masing (makanya kita yang di Manado dalam menjalankan PSU pilihlah walikota dan wakil walikota yang anti korupsi).

Jelas sekali buku Tinggogoy pada hal. 80 point 7 menyatakan Taat Hukum Karena Orang Minahasa Dan Malu Kalau Dihukum Penjara. Dan jelas pula ayat-ayat kitab suci menentang korupsi dan suap.

Tapi kita juga gembira sementara prestasi gemilang diciptakan di persada nusantara dan dunia oleh ‘’Icon Of Modern Minahasa’’ now yaitu SHS yang sempat menyedot perhatian nasional dan internasional ke Manado juga prestasi yang momen sejarah empat putra Kawanua tercinta yaitu: Willem Rampangilei, Carlo Brix Tewu, Arnold Angkouw, Robert Lumempouw dan seorang murid SMA Lokon yang menjadi juara dunia Fisika, calon peraih hadiah Nobel. Dan masih banyak lagi bintang-bintang Minahasa yang akan bersinar di Indonesia, oleh berkat kasih anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Bangsa Minahasa diterpa satu penyakit kronis luar biasa yang menimpa para pemimpinnya yaitu: korupsi. Korupsi harus menjadi musuh kita semua di tanah dan bumi Nyiur Melambai. Tidak usah mengambil resep jauh-jauh karena sudah ada MTK-WTP (Membangun Tanpa Korupsi serta Wajar Tanpa Pengecualian yang disuarakan oleh gubernur terpilih dan sudah dilantik SHS sementara menunggu pembangunan tol Manado-Bitung yang akan menjadikan Manado sebagai pintu gerbang Pasifik). Kita harus berusaha agar kota-kota seperti Bitung, Airmadidi, Manado, Tomohon, Tondano, Lowuk, Ratahan, Kawangkoan, Langowan, di wilayah mayoritasnya tou Minahasa, harus anti korupsi dan berusaha meraih WTP dan sukses.

Para teolog diwajibkan membina umatnya dengan siraman Firman ‘’Tako’’ (Theology Anti Korupsi) anak para pelajar, SD, SMP, SMA harus belajar pelajaran anti korupsi serta peluang dibukanya Akademik Anti Korupsi oleh Pemprov Sulut dengan motonya yang tertulis yaitu ‘’MTK’’. Gerak MTK harus dipatenkan di Minahasa dan Sulut. Jangan ada lagi tonaas Minahasa dipenjarakan. Ini memang ironis karena Sam Ratulangi dulu masuk penjara karena demi untuk kemerdekaan Republik Indonesia tercinta termasuk Bung Karno-Hatta dan lain-lain pejuang kemerdekaan, sedang dewasa ini para pemimpin masuk penjara karena korupsi. Memang benar akar segala dari kejahatan adalah uang dan cinta akan uang. Semoga kita membangun Sulut tanpa korupsi.


*Tulisan ini oleh penulis diberi judul "Minahasa Berduka."


Sumber: Manado Post, Sabtu, 02 Oktober 2010 , 08:34:00

http://www.manadopost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=76781

0 comments:



Lindungi Danau Kita dengan Menjaga Hutan Kita. Jangan biarkan ini terjadi!

http://www.wepa-db.net/pdf/0712forum/presentation26.pdf

Popular Posts