Tuesday, January 19, 2010

ZODIAK MINAHASA


Ternyata dotu-dotu Minahasa dari dulu selalu mengawasi dengan cermat cuaca sehari-hari maupun setiap tahun dan juga kejadian di langit. Tidak diragukan, orangtua dulu menghubungkan kejadian/perubahan di langit dengan ritus maupun pekerjaan mereka.
Menurut cerita peninggalan bahwa dunia ini berada di tengah-tengah “lumbung padi yang sangat besar (sangkor). Pada seputar bumi terdapat wujud/mahluk dari angkasa dengan nama “meie’et u tana” (pengikat/lingkaran bumi). Wujud dimaksud bukan manusia maupun ular, walaupun kelihatannya mirip kedua-duanya.

Lingkaran pengikat bumi tersebut membuntuti ujung yang lain – serupa seekor ular yang tak henti-hentinya mengejar ekornya. Ular rotan (sawa witin) surga ini selalu bergerak maju tanpa dapat menjangkau tujuannya. Warna mahluk yang penuh dengan rahasia adalah setengah kuning setengah hitam. Nama pengikat/lingkaran bumi ini suka disebut nie’etan (yang diberi memakai ikat) atau dengan kata lain yang diikat. Apakah yang dimaksud diikat disini? Yang dimaksud adalah bintang-bintang. Pada lagu tua ada yang berjudul Nie’etan im bawo un bènè (diatas sana terikat padi). Di sini pada dimaksud bintang-bintang.

Dalam istilah “bukan sehari-hari” tentang matahari suka makan nasi, pada saat ia kembali dari selatan menuju utara - berarti musim hujan telah berlalu dan bintang-bintang terlihat pada malam hari seperti padi yang tersebar dalam kebun surga yang gelap. Mungkin dari sini kita diingatkan tentang mitos asal-usul padi di dapatkan dari surga.

Bilamana padi telah dipetik, orang Minahasa merayakan pesta panen di pekarangannya, yang mana pesta ini dianggap penutup tahun. Karena ini pesta, maka tua muda harus menari bersama-sama. Tarian ini selalu membentuk lingkaran yang tidak tertutup, selalu ada antara penyambung tangan. Mereka bergerak berputar terus-menerus. Ujung yang satu mengejar ujung yang lain, serupa wujud yang terlihat di atas sana.

Tarian ini yang disebut Maengket, dan kata ini walaupun terbentuk dari meie’et pasti berkaitan satu sama lain. Dengan sendirinya tarian ini tidak lain adalah bentuk pertunjukan dari zodiac yang berputar selamanya tanpa beristirahat mengejar dirinya sendiri.

1. Capricornus/Makara/Paileken en ta’un/ Ta’una weru
Penunjuk tahun khusus disebut bintang tahun baru (Sirius). Sebagai symbol/lambang “kembang mulai mekar” pertanda permulaan tahun. Bintang ini timbul pada permulaan bulan Januari di sebelah batas pandangan timur, bila matahari terbenam.

2. Aquarius/Kumba/Sim-sim
Sejenis kumbang, sebutan ini juga dipakai untuk “tikus hutan.” Kata sim-sim adalah reduplikasi dari sim dengan arti mengerat. Nama bintang ini diperoleh karena bila matahari mulai terbit, tikus maupun kumbang mulai mengerogoti padi.

3. Pisces/Mina/Wèo
Babi hutan/Bintang Barat. Dalam sajak bintang malam disebut “Ipengano ni wèo” artinya telah dimakan babi hutan. Awan yang salin susul secara tidak teratur diumpamakan babi hutan.

4. Aries/Beluku/(Wewuris/Ipemumuris)
Bintang Ziarah; terbenam di sebelah barat sesudah matahari terbit (Venus). Sebagai symbol (hièroglyphe-tulisan gambar Mesir kuno) adalah sepotong tabung, bertali untuk disandang, tempat saguèr/tuak sesudah disadap. Pada upacara posan/pelii tabung berisikan saguèr ditempatkan sedemikian rupa sehingga miring dari barat ke timur. Lagi pula hujan datang dari dari arah barat, telah tertelan bumi pada bulan April, seusainya musim hujan. Kata asal puris = muntahan (karena kurang sehat).

5. Taurus/Biduk/Lumbaken
Menendang ke belakang (orion). Sebagai simbol kaki menendang bila matahari berada di bintang ini maka bibit yang di ladang akan tertendang angin topan.

6. Gemini/Kejora/(Kateluan/Laker)
Bintang timur (trio). Bintang ini timbul bersamaan dengan matahari pada tanggal 15 Januari hampir tidak kelihatan.

7. Cancer/Kartika/(Riyau/Riau)
Bintang Tuhuh; sebagai symbol pohon berdaun. Pohon ini adalah pohon dewa yaitu wetes (Ficus Benyamin. L). Riyau berarti “gemerlapan/berkilau secara semerawut.” Bilaman bintang tujuh muncul muncul dari sinar matahari, maka telah waktunya menanam pohon kelapa. Pohon ini harus ditanam kearah muncul dan terbenamnya matahari bila tidak maka tumbuhan ini akan merana. Alasannya, kuli pohon pada bagian timur selalu lebih tebal daripada yang sebelah barat dan setiap penyimpangan selalu mengakibatkan matinya pohon tersebut.

8. Leo/Singa/(Kupit/kepit)
Jepitan api. Bintang-bintang merupakan jepitan api. Lebih nyata lagi bentuk ini bila matahari berada di tengah mereka. Dalam posan/pelii matahari disebut api. Api ini dalam musim kemarau membuat ranting yang telah jatuh demikian kering sehingga dapat terbakar dengan sendirinya. Bila ini tidak terjadi maka akan digunakan bara api menggunakan jepitan untuk menyalakannya.

9.Virgo/Mayang/(Kaèndoan/Lolouren)
Bintang pagi; sebagai simbol krans bercahaya. Seperti diketahui di atas khatulistiwa mulai musim barat/hujan, setelah matahari melewatinya yaitu bulan September.

10. Libra/Tohok/Pa’i pokol
Bintang pari (bulat-pendek), dimaksud yang hidup di langit bukan yang di laut. Bintang ini berada di bagian utara.

11. Scorpio/Kemboleng
Gorango bintang (hiu). Hiu ini sangat besar dan muncul di batas pemandangan seperti api atau cahaya di kedalaman, siapa yang tidak langsung melarikan diri dengan munculnya hiu ini, tidak ampun akan ditelannya. Bila pari (pa’i pokol maupun pa’i ipusan yaitu Libra dan Sagitarius) menghilang di arah barat mereka diikuti Hiu. Maka terjadilah unsur persaingan sengit, laut bergelombang setinggi gunung dan arus yang sangat deras, seakan-akan dunia bakal kiamat. Tidak mengherankan karena pari dauber hiu dan mengigit buntutnya hingga putus. Di Minahasa semua orang tahu bahwa musim barat, bulan nopember, dapat mengakibatkan [...] yang dahsyat. Maka ini adalah penyebab setelah terjadi pertempuran yang sengit, laut masih berwarna merah dikarenakan darah ikan pari yang dengan susah payah karena luka-lukanya serta ekor yang telah buntung, tanpa istirahat berenang kesana-kemari. Ini menyebabkan hiu tetap mengejarnya. Dapat dilihat di sini bahwa bayang bintang-bintang yang menunjukan musim barat merupakan bentuk ikan.

12. Sagitarius/Danuh/Pa’I ipusan
Bintang pari (berekor), seperti dapat dilihat di sini ekor tampak sampai melalui “kemboleng”.




Sumber : Silsilah Keluarga Gerungan 1500-1990 oleh: Boèng Dotulong
Dipost oleh: Bert Toar Polii

Path: http://www.facebook.com/topic.php?topic=17618&post=93677&uid=267231131315#!/notes/bert-toar-polii/zodiak-minahasa/317381737556

0 comments:



Lindungi Danau Kita dengan Menjaga Hutan Kita. Jangan biarkan ini terjadi!

http://www.wepa-db.net/pdf/0712forum/presentation26.pdf

Popular Posts