Friday, September 2, 2011

Menuju Penyeragaman Penulisan Bahasa Toudano: Beberapa Titik Perbedaan Dalam Penulisan Bahasa Toudano

Tabea patuari waya. Berikut ini saya menuliskan beberapa titik perbedaan dalam penulisan Bahasa Toudano, seperti yang saya amati di group Facebook, Belajar Bahasa Tondano.

Marilah kita memahami bahwa perbedaan yang ada bukan diakibatkan oleh kekeliruan, melainkan bahwa belum adanya suatu kesepakatan secara luas akan suatu sistem penulisan Bahasa Toudano di kalangan pengguna Bahasa ini.

Mengingat penulisan bahasa itu sangat penting bagi pelestarian bahasa kita sendiri, maka marilah kita memulai upaya penyeragaman itu, yaitu bagaimana kita semua sebagai pengguna bahasa Toudano memahami dan kemudian memilih dan merumuskan suatu sistem penulisan yang bisa membuat kita semua merasa nyaman dalam menggunakan bahasa kita sendiri.

Mengingat bahwa perbedaan-perbedaan dalam penggunaan Bahasa Toudano telah lama berkembang dalam masyarakat kita, maka kita perlu mendekati upaya ini dengan keterbukaan, kerendahan hati dan kerelaan untuk mengutamakan lahirnya suatu kesatuan penulisan bahasa yang akan menguntungkan kita mengembangkan bahasa ini, sekaligus mengajarkannya pada anak-anak kita. Untuk itu, sikap kompromi sudah harus kita antisipasi sebelum melangkah maju.

Mohon masukan bagaimana cara penulisan yang menurut Anda lebih baik/lebih nyaman atau kurang baik/kurang nyaman. (pilih akang kong kalu ada alternatif laeng kase tau kamari:)


Beberapa titik perbedaan penulisan Bahasa Toudano:

AWALAN
-        pemisahan/penyatuan awalan dari kata dasar (kd)
misalnya: kd. [sawang] = bantu

[me_sawangan] atau [mesawangan] = saling membantu
[ma_aruyen] atau [maaruyen] = saling mengajak

-        penambahan apostorof/glotal/tanda perhentian udara (contoh glotal dalam B. Ind: ”maaf” ditulis dgn tanda glotal -> ”ma’af”
misalnya:
[me’sawangan] atau [mesawangan]
[ma’aruyen] atau [maaruyen]

-        pemisahan/penyatuan awalan pembentuk kata perintah (imperatif) [i]
[i­­­_lawa] atau [ilawa] = lemparkan
[i­_ayat] atau [iayat] = acungkan

SISIPAN [?] ...

AKHIRAN
-        pemisahan/penyatuan akhiran dari kata dasar
misalnya: [minamuali­_mou] atau [minamualimou] = sudah terjadi

-        cara penulisan akhiran [-mou/mow/mo]
misalnya: [minamualimow] atau [minamualimou] atau [minamualimo] = sudah terjadi

[manamomaé] atau [manamoméé]

GABUNGAN
[minakiwingkungou] atau [minaki_wingkungou]
Lihat juga pemisahan ’kata panjang.’

PARTIKEL
-        penyatuan/pemisahan partikel dengan kata dasar
misalnya: [ité] = saja, hanya
[esa_ité] atau [esaité] = satu saja

misalnya: [e], [em], [en], [eng] (atau juga PENULISAN MENURUT BUNYI ATAU MENURUT KATA DASAR)

[em walé ] atau [em balé ] atau [mbalé ] = rumah

[en raa’ ] atau [en daa’ ] atau [ndaa’ ] = darah

[en réi’ ] atau [en déi’ ] atau [ndaa’ ]

[i ayat ] atau [iyayat ] atau [iayat ] = acungkan

APOSTOROF/GLOTAL/PERHENTIAN UDARA [’]
-        penambahan apostorof/glotal pada awalan
misalnya:
[me’sawangan] atau [mesawangan]

-        Penggunaan tanda apostorof/glotal [’] atau hufuf [k]
misalnya: [mena’ ] atau [menak ] = berhenti

KATA DASAR
-        Perbedaan penulisan kata dasar
apakah [niaku] atau [nyaku] = aku, saya
apakah [siou] atau [siouw] = sembilan
apakah [mete’u ] atau [meta’u ] atau [meto’u ] = tahu, mengetahui
apakah [se’ut] atau [sa’ut] atau [so’ut] = pisang
apakah [tele’u] atau [tela’u] atau [telo’u] = sisa, tinggal
apakah [na’é] atau [né’a] = kaki
apakah [maé] atau [méa]  = pergi
apakah [tewel] atau [telew] = tajam
apakah [téwél] atau [téléw] = terbang
dll.

TANDA DIAKRITIK
-        penggunaan tanda grave ` ] atau  acute ´ ] dalam Bahasa Toudano pada dasarnya untuk memisahkan bunyi pepet dan taleng pada huruf [e]. Huruf [e] yang menggunakan tanda diakritik berarti berbunyi seperti pada kata B. Ind. ”meja.”

misalnya:
[walé ] atau [walè ] = rumah
[wéta’ ] atau [wèta’ ] = kasihan


BUNYI SCHWA ([e] cepat pada pertemuan huruf konsonan antara kata dasar dan akhiran).
misalnya pada kt. [tumaang] + [-la] = berpegang, bertahan pd sst. Apakah [tumaangla] atau [tumaangela]

[urang] + [-na]
Apakah [urangna] atau [urangena]
dll.

BUNYI [NG] pada pertemuan huruf [k] dan [n]
misalnya: pada kata jadian [wewéan] + [kan] = ada, masih ada
Apakah ditulis [wewéankan] atau [wawéangkan] (menurut bunyi)

CARA PENULISAN BUNYI ”VOKAL PANJANG”
[laa] atau [la] = pergi
[loo’ ] atau [lo’ ] = lihat

PEMISAHAN KATA PANJANG
[néimouipakiwingkung] atau [néimou­­_ipakiwingkung] = sudah dimintakan (pd org lain) utk dicangkuli


Mohon masukan, tanggapan, dan tambahan dari kita sekalian. Tarumakase laker.

Keterangan:
-        kata Bahasa Toudano berada dalam tanda kurung [ ].
-        Ungkapan ”menurut bunyi” artinya menurut cara pengucapan ketika berbicara Bahasa Toudano.
-        Ungkapan ”menurut kata dasar” artinya menurut penulisan kata asal, tanpa melibatkan perubahan bunyi yang terjadi dalam suatu pembentukan kalimat dalam percakapan/pengucapan.

0 comments:



Lindungi Danau Kita dengan Menjaga Hutan Kita. Jangan biarkan ini terjadi!

http://www.wepa-db.net/pdf/0712forum/presentation26.pdf

Popular Posts