DANAU TONDANO & PEGUNUNGAN DISEKITARNYA
Oleh : Boeng Dotulong
Terbentuknya danau Toundano oleh bendungan yg disebabkan aktivitas dari tempat-tempat erupsi pada bagian Barat dan Barat-Laut danau dan dengan runtuhnya puncak-puncak gunung berapi yg banyak terdapat sekitar tempat ini.
...
Dahulu-kala danau ini, melihat akan lapangan dataran yg terbentuk karena aliran becek (alluviale terreinen) yg meliputi bagian pinggir Selatan maupun Utara, adalah lebih besar.
Danau ini berada pada ketinggian 680 m di atas permukaan air-laut, dengan kepanjangan 11 1/2 km dan lebar rata-rata 4 km; luas 46 km persegi.
Untuk menaikkan air danau setinggi 1 dm dibutuhkan air sebanyak 4.600.000 m/kubik.
Tempat yg terdalam adalah 28 m dan terdapat kira-kira dipertengahan antara negeri Remboken (sebelah Barat danau) dengan negeri Telap (sebelah Timur danau). Pada bagian Barat dari negeri Touliang-Oki, kuranglebih di tengah, terdapat sebuah mata-air di mana terlihat lingkaran-lingkaran pada permukaan air serta gerakan-gerakan "mendidih" yg konstan. Air danau "terbuang" dlm semenint 25.000 kubik melalui sungai "Teberan". Sehingga sulit dikatakan bahwa air ini berasal dari hujan maupun sungai-sungai kecil atau selokan2 yg mengalir kedalam danau ini.
Sungai kecil maupun selokan yg disebut tadi, adalah:
Pada bagian Timur danau
1. Linuran; 2. Lour-Oki; 3. Tusukun; 4. Toulumuten; 5. Serawet;
6. Tounipus-Sela & Oki'; 7. Naäyamen; 8. Ranomerut; 9. Pakem;
10. Toweng dan 11. Eris.
Pada bagian Selatan danau
1. Sengnit.
Pada bagian Barat danau
1. Rawoweleng dengan selokan2 Ranomèa dan Toulian, Winewelen,Winiran;
2. Panasen dengan selokan2 Reiriëm, Roweng dan Peret;
3. Paso-Omel, Rano-Omel dan Wulilin (ke-tiga2nya berada di negeri Paso);
4. Kaluntai; 5. Kinea; 6. Welong di negeri Remboken;
7. Parèpèi; 8. Ro'ong; 9. Tounsaru; 10. Toumbèkè dengan selokan Mapatè di negeri Tataäran; 11. Pasampilan; 12. Siwolèan; 13. Salu dan 14. Koya.
Pada bagian Utara danau
1. Teberan (sungai Toundano), yg mengalir dari danau Toundano ke arah dataran Utara, sekaligus menampung selokan2: Taler, Sempot-Besar & kecil,
Marawas yg kesemuanya terletak pd bagian Timur.
Ro'ong Besar & Kecil, Lewet dan Kulo semuanya terletak pd bagian Barat.-
ANGIN DI DANAU
Kebanyakan angin yg bertiup adalah angin Selatan. Ini disebabkan oleh letak danau di mana kedua ujung berada pada bagian Utara dan Barat-Daya, dan kedua samping yg terdiri atas pegunungan kecil atau dari gunung tinggi yang curam.
Angin Barat-Daya mulai bertiup dlm bulan Oktober sampai bulan Mei (musim hujan)
kadangkala amat kencang.
Angin Timur-Laut mulai bertiup bulan Mei sampai bulan Oktober (musim kemarau), di siang hari "udara bersih" dan di malam hari seringkali "berembun tebal".
DATARAN UTARA; dari kaki Gn Tampusu sampai Pegunungan Lembèan atau dari selokan Ro'ong sampai pada selokan Lour-Oki', dengan kelebaran
3 1/2 sampai 9 km, yg terbentang ke Utara sampai pd "air terjun" di negeri Tounsèa-Lama.
DATARAN BARAT-DAYA; dari selokan-air-panas Kaluntai sampai pada ujung Selatan danau atau dari negeri Paso sampai pada negeri Kakas, yang terbentang sampai pada Pegunungan Soputan dan negeri Sonder, kuranglebih 18 sampai 25 km panjang.
DATARAN BARAT; dataran kecil/sempit antara selokan-air-panas Welong dekat negeri Remboken dan negeri Kaima yg terbentang sepanjang 1,8 km (1 paal) kemudian menjadi sempit dan berputar kebelakang Pegunungan Paso dan seterusnya bergabung dengan dataran besar tersebut di atas (Barat-Daya).-
TEBERAN (sungai Toundano).
Suku Toundano menyebut sungai ini "Teberan/Temberan" dengan arti "sungai yg besar" atau "aliran air sampai jauh". Oleh orang Belanda disebut- nya "Toundano rivier". Arus-air selang di "kota" hanya sedikit, akan tetapi kuranglebih setengah jam kemudian, kearah bawah, tidak seberapa jauh dari negeri Tounsèa-Lama, arus tersebut menjadi sangat kencang dan jatuh setinggi kuranglebih 60 m ke dalam lembah. Disinilah terdapat "air-terjun" yg suka disebut "aèr-jatung-Toundano/Tounsèa-Lama". (Hanya air-terjun-Sontar di Sading - Bogor dpt disamakan dengan yg ini, sedangkan di Sontar hanya terdapat air sebanyak ini bila turun hujan lebat).
Dinding lembah kejatuhan air-terjun ini ,tidak sama tinggi dan berwarna keputih-putihan, adalah sangat licin serta lurus. Tidak jauh dari situ masih terdapat dua buah "air-terjun".-
PEGUNUNGAN DISEKITARNYA
Pegunungan berapi "Minahasa Tengah" bergabung menjadi satu pegunungan yg besar dan terkenal dgn nama "Dataran-Tinggi-Toundano" yg membentang keseluruh jurusan (istilah "Dataran-Tinggi-Toundano" digunakan pertama-tama oleh Dr. P. Bleeker).
Rangkaian jalan raya Kema-Airmandidi-Toundano menutup pegunungan ini di Utara dan Barat dan jalan Langoan-Belang bagian Selatan dan Barat.
PEGUNUNGAN LEMBEAN
Lambung dari gunung ini menurun, tidak curam, dari bagian pinggir ke laut Maluku, kaki gunung membentuk "pesisir" sepanjang 60 km. Sangat berbeda dgn batas2 menuju "dataran tinggi" tsb di atas, yang curam tapi dalam jarak pendek, turun ke dataran-tinggi-Toundano.
Rata-rata ketinggian punggung-gunung adalah seribu (1000) m di atas permukaan laut; ada beberapa puncak yang lebih tinggi, yaitu Gn Kaluta (1223 m) dan Gn Kawatak (1295 m).
Melihat akan muka-air-danau-Toundano yang berada pd ketinggian 690 m di atas permukaan laut maka selisih ketinggian minimum dari pegunungan Lembèan dgn permukaan-air-danau sekurang-kuranya 300 m. Pegunungan Lembèan adalah bagian dari dinding-lingkaran "Caldeira" (kawah berbentuk teropong) yg besar; sisa dari sebuah pinggiran kawah-tua yg sangat besar. Di mana bagian sebelah Barat hilang oleh runtuhan ke dalam, dengan bentuk punggung gunung yg agak melengkung, dengan pinggiran menurun yang teratur daripada bagian Timur sampai pd permukaan laut. Disamping itu dgn terdapatnya "breccien" padat yang telah melebur dalam bentuk batu yang ta teratur dari gunung-api-tua serta muntahan2 lepas, maka pegunungan Lembèan adalah "bagian Timur" dari sebuah kawah yang terhisap pada titik erupsi yang besar dari "periode Mioceene" (jaman formasi tertiair = di mana mulai terbentuknya batu) yang tua. Titik2 demikian terdapat juga di kepulauan bgn Barat. Seperti pd Gn Endut di Bantam (pulau Jawa) yang menunjukkan dengan jelas bentuk dari gunung-api dengan kawah.
Kawah Toundano memiliki garis-tengah berukuran kurang-lebih 27 km. Jadi memiliki jari-jari sepanjang 13 1/2 km adalah salah satu kawah yg terbesar. (pinggiran kawah yg terbesar di pulau Jawa yaitu "Ringgit" memiliki jari-jari sepanjang 10 1/2 km).
Sesudah terjadi runtuhan kedalam kawah raksasa tsb terbentuklah duapuluh titik-titik erupsi yang baru, sebagian pada bagian luar seperti Gunung-Gunung Manimporok, Soputan, dst, sebagian pula pada bagian yang ambruk itu sendiri. Dengan sendirinya bukan hanya sebuah gunung-api yg runtuh, oleh karena "caldeira" dengan ukuran-ukuran sebesar ini tidak terbentuk oleh gunung-api dengan berkawah sebuah.
Dari ilmu-bentuk dinding sekeliling pegunungan Lembèan ternyata dengan jelas, bahwa asal gunung-api memiliki banyak titik-titik erupsi, lahir oleh pemindahan mulut kawah dalam tubuh "primer gunung berapi".
Selainnya gunung rangkap Manimporok-Soputan harus dimasukkan pula kumpulan gunung-gunung Rumengan-Mahawu dan Empung-Lokon sebagai pinggir dari gunung-gunung berapi tersebut di atas.
MASIF (PEJAL) GN MASARANG
Akibat dari beberapa titik2 erupsi maka bentuk dari masif ini tidak mudah. Letusan2 dalam jaman yg berbeda-beda membuat bentuk dari erupsi terlebih dahulu musnah kembali.
Dari masif sekarang ini, dilihat dari sebelah Barat-Daya, terdapat 2 buah puncak: Masarang dan Masarang-Timu. Hanya Masarang yang memiliki kawah; puncak dari Masarang-Timu adalah rata berbentuk bulat (koepelvormig).
Tentang lahirnya bentuk demikian. dikarenakan erosi maka dinding, yang terbentuk atas bahan lepas, terbawa hanyut dlm kawah; sekaligus membikin dinding luar menjadi rendah. Dari kejadian serupa ini "bundaran pd puncak" Masarang-Timu terbentuk; di mana kejadian yg serupa akan berlaku pula atas puncak Gn Masarang.
Gn Masarang memiliki ketinggian 1275 m di atas permukaan laut (telah diukur oleh Sarasin) sedang Masarang-Timu 1263 m (diukur oleh LHG Horsting).
Kawah yg terdapat pada masif Masarang
Dari penyelikikan dalam tahun 1922 yang dilakukan pegawai "Pengawas Gunung Berapi" ternyata pada masif ini jelas sekali terdapat empat buah kawah.
1. MASARANG
Memiliki kawah yang kecil; bergaris tengah 160 m, ukuran keliling +/- 500 m dan dalam 10 m.
Batu-padat tidak terdapat di dalam kawah.
2. LINOW-MASARANG
Selainnya kawah yang terdapat pada puncak Masarang, berada pula sebuah kawah berbentuk "separuh bulan" di mana terdapat danau yg mengalir kearah kaki-gunung sebelah Barat-Laut Masarang-Timu yang terbuka pada bagian sebelah Barat-Daya.
Pembangunan daripada "bentuk lengkung" bagian Barat dan Utara menunjukkan bahwa runtuhan ini benar-benar merupakan sebuah kawah.
Bentuk separuh-bulan dari teropong hanya dapat terjadi karena erosi.
Dinding-dinding adalah sangat curam, dan terdapat pada bagian Utara dari lahar yg mengandung bahan tambang "augiet" dari grup "pyroxeen" bercampur batu asal gunung-api (andesiet).
Bagian Barat terdiri dari muntahan-lepas yang telah terkena hawa-luar dengan selingan lahar diantaranya; pada bagian Timur terdapat Masarang-Timu.
Panjang danau adalah 85 m dan berbentuk lonjong (Barat-Daya ke Timur-Laut) serta lebar 50 m; berada +/- 1.160 m di atas permukaan laut. Dapat dilihat dengan jelas bahwa dahulu danau ini adalah lebih besar.
Karena penggalian untuk membuat perkebunan maka tinggi air menjadi surut.
Pada dasar danau bertutup sisa tetanaman yang telah lapuk dan berawa.
3. LINOW-PALI
Terletak pada bagian Utara masif. Tinggi dinding seluruhnya hampir sama semua (+/- 1.135 m). Hanya bagian Selatan yang agak lebih tinggi (+/- 1.150 m di atas permukaan-laut). Memiliki kawah yang lonjong dengan panjang-as 250 m dari Utara ke Selatan, dan lebar 200 m.
Dinding-dinding curam tapi hanya terdiri dari muntahan yang tidak padat. Untuk mencapai dasar, yang berketinggian 25 m, adalah dari pinggir sebelah Barat. Ukuran dari dasar kawah adalah:
panjang 125 m (Utara-Selatan), lebar 120 m (Timur-Barat).
Kira2 ditengah terdapat lingkaran kecil yang rata dgn ukuran luas +/- 3.000 m.
Pada dasar telah dilakukan pemboran-pemboran sampai sedalam 12,8 m. Ternyata lapisan atas setebal 7 m hanya terdapat sisa tumbuh-tumbuhan yang telah lapuk, kemudian tanah-liat berwarna abu-abu dan hitam tanpa belerang, yang telah melekat pada lapisan batu-batu halus.
Semula terdapat di sini danau-kecil yg lambatlaun telah terisi penuh; terlihat adanya tempat penyaluran air, juga tidak ada bukti akan keaktifan dari gunung-api.
4. TITIWO'ON
Terletak kira-kira 600 m sebelah Tenggara Linow-Pali; yg serupa pula berada pd bgn miring diluar dari masif. Berbentuk seperti "persegi yg pada sudut-sudut yg tlh diperbulat dan terarah dari Timur-Laut ke Barat-Daya. Panjang setiap samping +/- 300 m. Kawah inipun tertutup samasekali.
Bagian Timur-Laut, Tenggara maupun Barat-Laut sebagian terdiri dari muntahan-lepas; bagian Selatan maupun Barat-Daya dari pinggir Barat-Laut terbentuk dari dinding Masarang-tua, yang menanjak hampir dari dasar kawah; pada satu ketinggian tanjakkan ini menjadi lebih kecil.
Kawah ini harus dianggap sebagai "blowhole".
Dinding terendah terletak pada sudut Utara, di mana terdapat jalan-tikus (jalan sempit) dari negeri Rurukan menuju kedalam kawah. Dari sini pinggiran Timur-Laut dan Tenggara mulai menanjak sampai ke dinding gunung.
Dataran yang berbentuk lingkar, berukuran garis-tengah 100 m.
Dinding kawah pada bagian Timur-Laut dan Tenggara adalah sangat curam, pada bagian Barat-Daya dan Barat-Laut sebagian besar tertutup dengan abu dinding, yang datang dari dinding Masarang-tua.
Pemboran yang dilakukan pada dasar memperlihatkan bentuk/profiel yang berikut: pada kedalaman 10 1/2 m terdapat lapisan tumbuhan dengan ketebalan yang berbeda-beda, kemudian menyusul sedalam 3 1/2 m tanpa sisa tanaman yang terletak di atas lapisan tanah-liat abu-abu yg berbatu sedalam 5 m.
Batu-batu yang besar terbuat dari lapisan pasir-halus, maksudnya debu-batu-tua. Juga di sini tidak terdapat petunjuk masih adanya gunung-api.
ASAL MULA MASIF (rekonstruksi)
Punggung gunung kawah Titiwo'on, sebelah Selatan, melengkung dari arah Timur-Barat ke Barat Daya.
Antara punggung gunung dan dinding bagian Timur-Laut dari LINOW- MASARANG, di mana terdapat ukuran pada tiga-sudut (trigonometrische) signal C dari "garis-garis dasar yang saling melintang" (basisnet) Minahasa, terdapat sebuah lembah (kom) yang lebar dan terbuka dibagian Timur-Laut darimana mengalir air melalui selokan. Saluran ini berdinding terjal di bagian Tenggara, sebenarnya Timur, ke arah luar dari lengkung yang tidak begitu curam lagi dan menyerupai sisa dari pinggir kawah-tua. Kelanjutan ke arah Selatan maupun Timur telah hancur ketika terbentuknya kawah LINOW-MASARANG.
Sesudah kawah ini lahir maka kegiatan gunung-api yang berjalan terus dan berpindah ke arah Barat-Daya di mana muncul MASARANG-TIMU dengan bentuk bulat-lonjong yang menghancurkan pinggiran Barat-Daya dan Selatan dari kawah TITIWO'ON. Kawah ini berada pada bagian lambung-kawah-tertua.
Gunung Masarang yang masih berpuncak adalah lebih muda dari Gn Masarang-Timu.
Pada tanjakan sebelah luar Timur-Laut terbentuklah titik-erupsi yang terahir, jaitu LINOW-PALI.
Seluruh masif Masarang samasekali tidak terdapat petunjuk adanya kegiatan gunung-api; berupa "sumber uap dan gas belerang" (solvataren) atau "hembusan gas setempat" (fumarolen). Hanya di bgn Timur dari jalan Rurukan-Toundano dalam jurang antara Gn Masarang dan Gn Kinagogaren, terdapat sebuah sumber-panas berdekatan dgn tempat di mana terdapat gas belerang (zwavelwaterstofgas).
Batu-tetap hanya sedikit terdapat pada masif ini. Selainnya dinding lahar di bagian Utara LINOW-MASARANG yang terdiri dari "augietandesiet" yang berlobang-lobang (poreus) mengkilat bercampur "hubungan batu-batu aluminium" (veldspaat) yang kebanyakan berwarna putih.
Pada tanjakan bagian Barat-Daya dari Gunung Masarang terdapat batu-tetap yang kaya dengan "veldspaat augietandesiet; warna "veldspaat" adalah abu-abu.-
Terbentuknya danau Toundano oleh bendungan yg disebabkan aktivitas dari tempat-tempat erupsi pada bagian Barat dan Barat-Laut danau dan dengan runtuhnya puncak-puncak gunung berapi yg banyak terdapat sekitar tempat ini.
...
Dahulu-kala danau ini, melihat akan lapangan dataran yg terbentuk karena aliran becek (alluviale terreinen) yg meliputi bagian pinggir Selatan maupun Utara, adalah lebih besar.
Danau ini berada pada ketinggian 680 m di atas permukaan air-laut, dengan kepanjangan 11 1/2 km dan lebar rata-rata 4 km; luas 46 km persegi.
Untuk menaikkan air danau setinggi 1 dm dibutuhkan air sebanyak 4.600.000 m/kubik.
Tempat yg terdalam adalah 28 m dan terdapat kira-kira dipertengahan antara negeri Remboken (sebelah Barat danau) dengan negeri Telap (sebelah Timur danau). Pada bagian Barat dari negeri Touliang-Oki, kuranglebih di tengah, terdapat sebuah mata-air di mana terlihat lingkaran-lingkaran pada permukaan air serta gerakan-gerakan "mendidih" yg konstan. Air danau "terbuang" dlm semenint 25.000 kubik melalui sungai "Teberan". Sehingga sulit dikatakan bahwa air ini berasal dari hujan maupun sungai-sungai kecil atau selokan2 yg mengalir kedalam danau ini.
Sungai kecil maupun selokan yg disebut tadi, adalah:
Pada bagian Timur danau
1. Linuran; 2. Lour-Oki; 3. Tusukun; 4. Toulumuten; 5. Serawet;
6. Tounipus-Sela & Oki'; 7. Naäyamen; 8. Ranomerut; 9. Pakem;
10. Toweng dan 11. Eris.
Pada bagian Selatan danau
1. Sengnit.
Pada bagian Barat danau
1. Rawoweleng dengan selokan2 Ranomèa dan Toulian, Winewelen,Winiran;
2. Panasen dengan selokan2 Reiriëm, Roweng dan Peret;
3. Paso-Omel, Rano-Omel dan Wulilin (ke-tiga2nya berada di negeri Paso);
4. Kaluntai; 5. Kinea; 6. Welong di negeri Remboken;
7. Parèpèi; 8. Ro'ong; 9. Tounsaru; 10. Toumbèkè dengan selokan Mapatè di negeri Tataäran; 11. Pasampilan; 12. Siwolèan; 13. Salu dan 14. Koya.
Pada bagian Utara danau
1. Teberan (sungai Toundano), yg mengalir dari danau Toundano ke arah dataran Utara, sekaligus menampung selokan2: Taler, Sempot-Besar & kecil,
Marawas yg kesemuanya terletak pd bagian Timur.
Ro'ong Besar & Kecil, Lewet dan Kulo semuanya terletak pd bagian Barat.-
ANGIN DI DANAU
Kebanyakan angin yg bertiup adalah angin Selatan. Ini disebabkan oleh letak danau di mana kedua ujung berada pada bagian Utara dan Barat-Daya, dan kedua samping yg terdiri atas pegunungan kecil atau dari gunung tinggi yang curam.
Angin Barat-Daya mulai bertiup dlm bulan Oktober sampai bulan Mei (musim hujan)
kadangkala amat kencang.
Angin Timur-Laut mulai bertiup bulan Mei sampai bulan Oktober (musim kemarau), di siang hari "udara bersih" dan di malam hari seringkali "berembun tebal".
DATARAN UTARA; dari kaki Gn Tampusu sampai Pegunungan Lembèan atau dari selokan Ro'ong sampai pada selokan Lour-Oki', dengan kelebaran
3 1/2 sampai 9 km, yg terbentang ke Utara sampai pd "air terjun" di negeri Tounsèa-Lama.
DATARAN BARAT-DAYA; dari selokan-air-panas Kaluntai sampai pada ujung Selatan danau atau dari negeri Paso sampai pada negeri Kakas, yang terbentang sampai pada Pegunungan Soputan dan negeri Sonder, kuranglebih 18 sampai 25 km panjang.
DATARAN BARAT; dataran kecil/sempit antara selokan-air-panas Welong dekat negeri Remboken dan negeri Kaima yg terbentang sepanjang 1,8 km (1 paal) kemudian menjadi sempit dan berputar kebelakang Pegunungan Paso dan seterusnya bergabung dengan dataran besar tersebut di atas (Barat-Daya).-
TEBERAN (sungai Toundano).
Suku Toundano menyebut sungai ini "Teberan/Temberan" dengan arti "sungai yg besar" atau "aliran air sampai jauh". Oleh orang Belanda disebut- nya "Toundano rivier". Arus-air selang di "kota" hanya sedikit, akan tetapi kuranglebih setengah jam kemudian, kearah bawah, tidak seberapa jauh dari negeri Tounsèa-Lama, arus tersebut menjadi sangat kencang dan jatuh setinggi kuranglebih 60 m ke dalam lembah. Disinilah terdapat "air-terjun" yg suka disebut "aèr-jatung-Toundano/Tounsèa-Lama". (Hanya air-terjun-Sontar di Sading - Bogor dpt disamakan dengan yg ini, sedangkan di Sontar hanya terdapat air sebanyak ini bila turun hujan lebat).
Dinding lembah kejatuhan air-terjun ini ,tidak sama tinggi dan berwarna keputih-putihan, adalah sangat licin serta lurus. Tidak jauh dari situ masih terdapat dua buah "air-terjun".-
PEGUNUNGAN DISEKITARNYA
Pegunungan berapi "Minahasa Tengah" bergabung menjadi satu pegunungan yg besar dan terkenal dgn nama "Dataran-Tinggi-Toundano" yg membentang keseluruh jurusan (istilah "Dataran-Tinggi-Toundano" digunakan pertama-tama oleh Dr. P. Bleeker).
Rangkaian jalan raya Kema-Airmandidi-Toundano menutup pegunungan ini di Utara dan Barat dan jalan Langoan-Belang bagian Selatan dan Barat.
PEGUNUNGAN LEMBEAN
Lambung dari gunung ini menurun, tidak curam, dari bagian pinggir ke laut Maluku, kaki gunung membentuk "pesisir" sepanjang 60 km. Sangat berbeda dgn batas2 menuju "dataran tinggi" tsb di atas, yang curam tapi dalam jarak pendek, turun ke dataran-tinggi-Toundano.
Rata-rata ketinggian punggung-gunung adalah seribu (1000) m di atas permukaan laut; ada beberapa puncak yang lebih tinggi, yaitu Gn Kaluta (1223 m) dan Gn Kawatak (1295 m).
Melihat akan muka-air-danau-Toundano yang berada pd ketinggian 690 m di atas permukaan laut maka selisih ketinggian minimum dari pegunungan Lembèan dgn permukaan-air-danau sekurang-kuranya 300 m. Pegunungan Lembèan adalah bagian dari dinding-lingkaran "Caldeira" (kawah berbentuk teropong) yg besar; sisa dari sebuah pinggiran kawah-tua yg sangat besar. Di mana bagian sebelah Barat hilang oleh runtuhan ke dalam, dengan bentuk punggung gunung yg agak melengkung, dengan pinggiran menurun yang teratur daripada bagian Timur sampai pd permukaan laut. Disamping itu dgn terdapatnya "breccien" padat yang telah melebur dalam bentuk batu yang ta teratur dari gunung-api-tua serta muntahan2 lepas, maka pegunungan Lembèan adalah "bagian Timur" dari sebuah kawah yang terhisap pada titik erupsi yang besar dari "periode Mioceene" (jaman formasi tertiair = di mana mulai terbentuknya batu) yang tua. Titik2 demikian terdapat juga di kepulauan bgn Barat. Seperti pd Gn Endut di Bantam (pulau Jawa) yang menunjukkan dengan jelas bentuk dari gunung-api dengan kawah.
Kawah Toundano memiliki garis-tengah berukuran kurang-lebih 27 km. Jadi memiliki jari-jari sepanjang 13 1/2 km adalah salah satu kawah yg terbesar. (pinggiran kawah yg terbesar di pulau Jawa yaitu "Ringgit" memiliki jari-jari sepanjang 10 1/2 km).
Sesudah terjadi runtuhan kedalam kawah raksasa tsb terbentuklah duapuluh titik-titik erupsi yang baru, sebagian pada bagian luar seperti Gunung-Gunung Manimporok, Soputan, dst, sebagian pula pada bagian yang ambruk itu sendiri. Dengan sendirinya bukan hanya sebuah gunung-api yg runtuh, oleh karena "caldeira" dengan ukuran-ukuran sebesar ini tidak terbentuk oleh gunung-api dengan berkawah sebuah.
Dari ilmu-bentuk dinding sekeliling pegunungan Lembèan ternyata dengan jelas, bahwa asal gunung-api memiliki banyak titik-titik erupsi, lahir oleh pemindahan mulut kawah dalam tubuh "primer gunung berapi".
Selainnya gunung rangkap Manimporok-Soputan harus dimasukkan pula kumpulan gunung-gunung Rumengan-Mahawu dan Empung-Lokon sebagai pinggir dari gunung-gunung berapi tersebut di atas.
MASIF (PEJAL) GN MASARANG
Akibat dari beberapa titik2 erupsi maka bentuk dari masif ini tidak mudah. Letusan2 dalam jaman yg berbeda-beda membuat bentuk dari erupsi terlebih dahulu musnah kembali.
Dari masif sekarang ini, dilihat dari sebelah Barat-Daya, terdapat 2 buah puncak: Masarang dan Masarang-Timu. Hanya Masarang yang memiliki kawah; puncak dari Masarang-Timu adalah rata berbentuk bulat (koepelvormig).
Tentang lahirnya bentuk demikian. dikarenakan erosi maka dinding, yang terbentuk atas bahan lepas, terbawa hanyut dlm kawah; sekaligus membikin dinding luar menjadi rendah. Dari kejadian serupa ini "bundaran pd puncak" Masarang-Timu terbentuk; di mana kejadian yg serupa akan berlaku pula atas puncak Gn Masarang.
Gn Masarang memiliki ketinggian 1275 m di atas permukaan laut (telah diukur oleh Sarasin) sedang Masarang-Timu 1263 m (diukur oleh LHG Horsting).
Kawah yg terdapat pada masif Masarang
Dari penyelikikan dalam tahun 1922 yang dilakukan pegawai "Pengawas Gunung Berapi" ternyata pada masif ini jelas sekali terdapat empat buah kawah.
1. MASARANG
Memiliki kawah yang kecil; bergaris tengah 160 m, ukuran keliling +/- 500 m dan dalam 10 m.
Batu-padat tidak terdapat di dalam kawah.
2. LINOW-MASARANG
Selainnya kawah yang terdapat pada puncak Masarang, berada pula sebuah kawah berbentuk "separuh bulan" di mana terdapat danau yg mengalir kearah kaki-gunung sebelah Barat-Laut Masarang-Timu yang terbuka pada bagian sebelah Barat-Daya.
Pembangunan daripada "bentuk lengkung" bagian Barat dan Utara menunjukkan bahwa runtuhan ini benar-benar merupakan sebuah kawah.
Bentuk separuh-bulan dari teropong hanya dapat terjadi karena erosi.
Dinding-dinding adalah sangat curam, dan terdapat pada bagian Utara dari lahar yg mengandung bahan tambang "augiet" dari grup "pyroxeen" bercampur batu asal gunung-api (andesiet).
Bagian Barat terdiri dari muntahan-lepas yang telah terkena hawa-luar dengan selingan lahar diantaranya; pada bagian Timur terdapat Masarang-Timu.
Panjang danau adalah 85 m dan berbentuk lonjong (Barat-Daya ke Timur-Laut) serta lebar 50 m; berada +/- 1.160 m di atas permukaan laut. Dapat dilihat dengan jelas bahwa dahulu danau ini adalah lebih besar.
Karena penggalian untuk membuat perkebunan maka tinggi air menjadi surut.
Pada dasar danau bertutup sisa tetanaman yang telah lapuk dan berawa.
3. LINOW-PALI
Terletak pada bagian Utara masif. Tinggi dinding seluruhnya hampir sama semua (+/- 1.135 m). Hanya bagian Selatan yang agak lebih tinggi (+/- 1.150 m di atas permukaan-laut). Memiliki kawah yang lonjong dengan panjang-as 250 m dari Utara ke Selatan, dan lebar 200 m.
Dinding-dinding curam tapi hanya terdiri dari muntahan yang tidak padat. Untuk mencapai dasar, yang berketinggian 25 m, adalah dari pinggir sebelah Barat. Ukuran dari dasar kawah adalah:
panjang 125 m (Utara-Selatan), lebar 120 m (Timur-Barat).
Kira2 ditengah terdapat lingkaran kecil yang rata dgn ukuran luas +/- 3.000 m.
Pada dasar telah dilakukan pemboran-pemboran sampai sedalam 12,8 m. Ternyata lapisan atas setebal 7 m hanya terdapat sisa tumbuh-tumbuhan yang telah lapuk, kemudian tanah-liat berwarna abu-abu dan hitam tanpa belerang, yang telah melekat pada lapisan batu-batu halus.
Semula terdapat di sini danau-kecil yg lambatlaun telah terisi penuh; terlihat adanya tempat penyaluran air, juga tidak ada bukti akan keaktifan dari gunung-api.
4. TITIWO'ON
Terletak kira-kira 600 m sebelah Tenggara Linow-Pali; yg serupa pula berada pd bgn miring diluar dari masif. Berbentuk seperti "persegi yg pada sudut-sudut yg tlh diperbulat dan terarah dari Timur-Laut ke Barat-Daya. Panjang setiap samping +/- 300 m. Kawah inipun tertutup samasekali.
Bagian Timur-Laut, Tenggara maupun Barat-Laut sebagian terdiri dari muntahan-lepas; bagian Selatan maupun Barat-Daya dari pinggir Barat-Laut terbentuk dari dinding Masarang-tua, yang menanjak hampir dari dasar kawah; pada satu ketinggian tanjakkan ini menjadi lebih kecil.
Kawah ini harus dianggap sebagai "blowhole".
Dinding terendah terletak pada sudut Utara, di mana terdapat jalan-tikus (jalan sempit) dari negeri Rurukan menuju kedalam kawah. Dari sini pinggiran Timur-Laut dan Tenggara mulai menanjak sampai ke dinding gunung.
Dataran yang berbentuk lingkar, berukuran garis-tengah 100 m.
Dinding kawah pada bagian Timur-Laut dan Tenggara adalah sangat curam, pada bagian Barat-Daya dan Barat-Laut sebagian besar tertutup dengan abu dinding, yang datang dari dinding Masarang-tua.
Pemboran yang dilakukan pada dasar memperlihatkan bentuk/profiel yang berikut: pada kedalaman 10 1/2 m terdapat lapisan tumbuhan dengan ketebalan yang berbeda-beda, kemudian menyusul sedalam 3 1/2 m tanpa sisa tanaman yang terletak di atas lapisan tanah-liat abu-abu yg berbatu sedalam 5 m.
Batu-batu yang besar terbuat dari lapisan pasir-halus, maksudnya debu-batu-tua. Juga di sini tidak terdapat petunjuk masih adanya gunung-api.
ASAL MULA MASIF (rekonstruksi)
Punggung gunung kawah Titiwo'on, sebelah Selatan, melengkung dari arah Timur-Barat ke Barat Daya.
Antara punggung gunung dan dinding bagian Timur-Laut dari LINOW- MASARANG, di mana terdapat ukuran pada tiga-sudut (trigonometrische) signal C dari "garis-garis dasar yang saling melintang" (basisnet) Minahasa, terdapat sebuah lembah (kom) yang lebar dan terbuka dibagian Timur-Laut darimana mengalir air melalui selokan. Saluran ini berdinding terjal di bagian Tenggara, sebenarnya Timur, ke arah luar dari lengkung yang tidak begitu curam lagi dan menyerupai sisa dari pinggir kawah-tua. Kelanjutan ke arah Selatan maupun Timur telah hancur ketika terbentuknya kawah LINOW-MASARANG.
Sesudah kawah ini lahir maka kegiatan gunung-api yang berjalan terus dan berpindah ke arah Barat-Daya di mana muncul MASARANG-TIMU dengan bentuk bulat-lonjong yang menghancurkan pinggiran Barat-Daya dan Selatan dari kawah TITIWO'ON. Kawah ini berada pada bagian lambung-kawah-tertua.
Gunung Masarang yang masih berpuncak adalah lebih muda dari Gn Masarang-Timu.
Pada tanjakan sebelah luar Timur-Laut terbentuklah titik-erupsi yang terahir, jaitu LINOW-PALI.
Seluruh masif Masarang samasekali tidak terdapat petunjuk adanya kegiatan gunung-api; berupa "sumber uap dan gas belerang" (solvataren) atau "hembusan gas setempat" (fumarolen). Hanya di bgn Timur dari jalan Rurukan-Toundano dalam jurang antara Gn Masarang dan Gn Kinagogaren, terdapat sebuah sumber-panas berdekatan dgn tempat di mana terdapat gas belerang (zwavelwaterstofgas).
Batu-tetap hanya sedikit terdapat pada masif ini. Selainnya dinding lahar di bagian Utara LINOW-MASARANG yang terdiri dari "augietandesiet" yang berlobang-lobang (poreus) mengkilat bercampur "hubungan batu-batu aluminium" (veldspaat) yang kebanyakan berwarna putih.
Pada tanjakan bagian Barat-Daya dari Gunung Masarang terdapat batu-tetap yang kaya dengan "veldspaat augietandesiet; warna "veldspaat" adalah abu-abu.-
0 comments:
Post a Comment