Wednesday, June 8, 2011

DANAU TONDANO & PEGUNUNGAN DISEKITARNYA

Oleh : Boeng Dotulong

Terbentuknya danau Toundano oleh bendungan yg disebabkan aktivitas dari tempat-tempat erupsi pada bagian Barat dan Barat-Laut danau dan dengan runtuhnya puncak-puncak gunung berapi yg banyak terdapat sekitar tempat ini.
...
Dahulu-kala danau ini, melihat akan lapangan dataran yg terbentuk karena aliran becek (alluviale terreinen) yg meliputi bagian pinggir Selatan maupun Utara, adalah lebih besar.

Monday, March 7, 2011

Enceng Gondok Sebagai Bahan Utama Kerajinan Politik Daerah


Enceng gondok dapat membahayakan kelestarian danau
(foto: Jane M. Mamuaja)
 Sekitar tahun 2000-an enceng gondok tiba-tiba menjadi salah satu kata yang mengisi percakapan sehari-hari masyarakat Kawanua, tidak hanya yang tinggal di sekeliling Danau Tondano , tetapi juga yang duduk-duduk di warung kopi sejauh San Francisco. Tahun-tahun sebelumnya tidak ada enceng di Danau Tondano. Entah dari mana datangnya. Hanya dalam kurun waktu yang sangat singkat, gulma air ini sudah mengubah wajah Danau Tondano, dan memaksa para nelayan dan Kawanua pecinta Danau untuk mengakui keberadaan mereka. Tak hanya mengancam kelestarian Danau, enceng juga mengancam kehidupan masyarakat nelayan. Secara literal, ini tak hanya dimaksudkan jika 30 tahun dari sekarang Danau Tondano hilang menjadi tanah bencah, tetapi sekarang juga enceng sudah menyulitkan para nelayan untuk “melour” (menangkap ikan di danau).

Wednesday, October 13, 2010

Perjalanan Tonsingal ke Tepi Utara Danau Tondano

Setelah memahami hal ikhwal sub-etnis Toudano dalam sejarah ke-Minahasaan-nya, maka sejarah mendaratnya Tounsingal di Tanjung Pulisan dapat diletakkan pada konteksnya yang sebenarnya. Bahwa keturunan Toar Lumimuut mengadakan pertemuan di situs Tu’ur in Tana’ di mana terjadi peristiwa Pinawéténgan u nuwu atau pinawéténgan um posan. Lalu Toudano, yang pada waktu itu dikenal dengan Tontumaratas, berangkat ke Atep diantar oleh Tona’as Singal,1 dan kemudian karena mengejar para perompak yang menyerang Atep, sejumlah orang dari kelompok ini terdampar di wilayah Tidore.2 Sebelumnya, golongan tua-tua telah berangkat ke wilayah Kakas. Dari wilayah Laut Maluku mereka berusaha kembali ke negeri Malesung dan mendarat di Tanjung Pulisan di mana mereka membangun dua wanua, yakni Lumian dan Lumambot.3 Karena hancurnya perkampungan mereka akibat diterjang badai (atau juga oleh sebab-sebab lainnya), mereka memutuskan untuk memasuki pedalaman Malesung.



Lindungi Danau Kita dengan Menjaga Hutan Kita. Jangan biarkan ini terjadi!

http://www.wepa-db.net/pdf/0712forum/presentation26.pdf

Popular Posts