Thursday, October 14, 2010

Cerita Asal-Muasal Tou Minahasa

Berdasarkan tradisi turun temurun, anak-anak suku Minahasa, yakni: Tontemboan, Toudano, Tombulu, dan Tonsea (disebut suku utama), merupakan keturunan leluhur Toar dan Lumimuut. Awalnya mereka tinggal di Wulur Mahatus (Pegunungan Seribu) kemudian berpindah ke Watu Niutakan (dekat Tompaso Baru sekarang).1 Dalam nyanyian “Zazanian ni Karema” (Tombulu) yang dinyanyian pada upacara Mangorai2 dikisahkan tentang bagaimana sampai Toar dan Lumimuut menjadi suami-istri dan mendapatkan banyak keturunan. Pada babak ketiga syair terakhir nyanyian itu dikatakan:3

Yah niséra sana-awu, sé minakasuzu-mé:
Sé Makazua-Siouw, sé oki’
Wo Makatelu-Pitu, sé puyun
Karia né Pasiouwan-Telu, sé tou lakez
Sé kinasuzuan pé’ né ka’sa puyun-impuyun.

Wednesday, October 13, 2010

Perjalanan Tonsingal ke Tepi Utara Danau Tondano

Setelah memahami hal ikhwal sub-etnis Toudano dalam sejarah ke-Minahasaan-nya, maka sejarah mendaratnya Tounsingal di Tanjung Pulisan dapat diletakkan pada konteksnya yang sebenarnya. Bahwa keturunan Toar Lumimuut mengadakan pertemuan di situs Tu’ur in Tana’ di mana terjadi peristiwa Pinawéténgan u nuwu atau pinawéténgan um posan. Lalu Toudano, yang pada waktu itu dikenal dengan Tontumaratas, berangkat ke Atep diantar oleh Tona’as Singal,1 dan kemudian karena mengejar para perompak yang menyerang Atep, sejumlah orang dari kelompok ini terdampar di wilayah Tidore.2 Sebelumnya, golongan tua-tua telah berangkat ke wilayah Kakas. Dari wilayah Laut Maluku mereka berusaha kembali ke negeri Malesung dan mendarat di Tanjung Pulisan di mana mereka membangun dua wanua, yakni Lumian dan Lumambot.3 Karena hancurnya perkampungan mereka akibat diterjang badai (atau juga oleh sebab-sebab lainnya), mereka memutuskan untuk memasuki pedalaman Malesung.



Lindungi Danau Kita dengan Menjaga Hutan Kita. Jangan biarkan ini terjadi!

http://www.wepa-db.net/pdf/0712forum/presentation26.pdf

Popular Posts