Mendokumentasikan Bahasa Toudano
Tabea wia se Ama’ wo Ina’ wo se Patuari waya, waki wanua wo waki palepuan:
Identitas suatu bangsa itu turut ditentukan oleh kelestarian bahasanya. Hal ini kita ketahui bersama, seperti kita semua mengetahui bahwa jikalau keadaan berlarut-larut seperti saat ini, maka dalam jangka waktu yang singkat, Bahasa Toudano sebagai salah satu Bahasa Minahasa akan punah di awal abad dua puluh satu ini.
Kita semua bisa mencegahnya.
Sekarang ini suku-suku bangsa di dunia semakin menyadari pentingnya melestarikan identitas budaya dan bahasanya sebagai kekayaan kemanusiaan. Dunia internasional juga semakin mendorong upaya-upaya menggali kembali tradisi dan kebudayaan tradisional yang pada zaman kolonialisme yang lalu mendapat tempat yang sangat sempit, bahkan diterlantarkan. Angin perubahan itu telah lama bertiup, namun kita perlu mengipasnya supaya angin ini juga dapat membangkitkan gairah orang-orang Toudano untuk menjaga warisan budayanya.
Sekarang ini suku-suku bangsa asli di berbagai benua sedang mempelajari bahasa mereka kembali. Tidak sedikit yang harus bersusah payah karena hampir-hampir tidak ada lagi yang bisa berbicara bahasa suku tertentu, atau yang masih hidup tinggal satu atau dua orang saja. Kenyataan bahwa masih banyak orang Toudano yang bisa berbicara dalam bahasa ibu merupakan suatu penghiburan, melihat kenyataan bahwa banyak di antara orang-orang Toudano sendiri yang sudah tidak bisa lagi berbicara dalam bahasa ini.
Kita berbangga dengan upaya pemerintah melalui muatan lokal mulai mengajarkannya kepada anak-anak di sekolah, demikian juga para akademisi dan pemerhati yang tak henti-hentinya berusaha untuk menyosialisasikan penggunaan bahasa ini dalam konteks luas. Namun upaya melestarikan kekayaan kita ini tak bisa sukses tanpa kesatuan tekad kita semua untuk melestarikannya.
Bersediakah kita berpartisipasi menyelamatkan kekayaan budaya kita, warisan dari para orangtua kita, minangaopo’ta waya? Jika kita bersedia, maka selain menggunakan bahasa ini dalam keluarga dan pergaulan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, kita juga bisa menulis bahasa kita.
Dengan menulis sesuatu dalam Bahasa Toudano, maka kita bisa MENDOKUMENTASIKAN bahasa kita.
Tulisan dalam Bahasa Toudano dapat berupa apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, atau cerita-cerita, nyanyian-nyanyian atau resep makanan; apapun yang bisa kita tuliskan dalam Bahasa Toudano. Tak harus panjang, tak harus pendek, bahkan yang paling sederhana dan singkat pun dapat menjadi sumbangan berharga dalam usaha ini. Jika kita masih dalam tahap memepelajari kembali bahasa ini, tidak apa-apa meminta seorang penutur bahasa untuk menulis tentang sesuatu dalam bahasa Toudano untuk di-post di Group Belajar Bahasa Tondano dalam bentuk Doc.
Semoga generasi mendatang bisa berbangga dengan melihat kepedulian kita untuk melestarikan bahasa mereka, yang adalah bahasa kita semua.
Taruma kase laker.
Kamang wangko’ ni Opo’ Empung mewali nikita nu waya.
0 comments:
Post a Comment